Showing posts with label mencegah banjir. Show all posts
Showing posts with label mencegah banjir. Show all posts

Beberapa Cara Mencegah Banjir



Cara mencegah banjir akan Anda temui dalam artikel berikut ini. Namun sebelumnya, perlu diketahui bahwa dari beberapa kota besar yang ada di Indonesia, Jakarta merupakan salah satu kota yang memiliki daya tarik tersendiri sehingga banyak penduduk Indonesia yang hijrah dan mengadu nasib di Jakarta. Akibatnya kepadatan penduduk Jakarta semakin meningkat dan hal itu tidak dapat dielakkan. Bukan hanya kepadatan penduduk yang semakin meningkat, bahkan kepadatan pemukiman hingga kepadatan lalulintas juga ikut meningkat. Semua itu berdampak pula kepada tingkat kuantitas dan kualitas lingkungan hidup seperti udara, air dan tanah.


Permasalahan lain yang muncul adalah Kota Jakarta maupun kota-kota besar pada umumnya menjadi semakin sering dan rawan terjadi banjir. Bila banjir datang, tentu menyebabkan ketidaknyamanan dan kerugian bagi warga Jakarta. Bahaya terserang penyakit tentu akan mengancam Anda dan keluarga. Selain itu Anda tidak akan nyaman berangkat menuju ke kantor, ke sekolah, ke tempat ibadah, ke tempat usaha bahkan di rumahpun Anda juga tidak akan merasa nyaman karena Anda harus menyelamatkan perabotan-perabotan rumah tangga dan keluarga Anda. Dan ketika banjir sudah surut, Anda harus segera membersihkannya. Sosialisasi kepada masyarakat khususnya berkaitan dengan cara mencegah banjir harus digalakkan.

Perlu kesadaran dan kepedulian dari seluruh warga untuk berusaha melakukan pencegahan-pencegahan terhadap terjadinya banjir. Mencegah dan mengatasi banjir tidak hanya diupayakan oleh Pemerintah atau perorangan saja. Diperlukan komitmen bersama dari berbagai pihak untuk menghindarkan Jakarta dan kota-kota besar lainnya terbebas dari banjir. Saat ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan segera membuat Peraturan Gubernur mengenai kewajiban setiap gedung di Jakarta untuk membuat sumur resapan atau Biopori.

Cara Mencegah Banjir

 

Cara mencegah banjir dengan memperbanyak Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Ketersediaan ruang terbuka hijau khususnya di kota-kota besar seharusnya minimal 30% dari luas kota. Namun kenyataannya, ruang terbuka hijau yang ada hanya mencapai 10 %. Menyediakan Ruang Terbuka Hijau menjadi salah satu cara mencegah banjir karena dapat menjadi area bagi penyerapan air ketika hujan turun dan tentu hal itu dapat menjadi cara mengatasi banjir. Selain itu ruang terbuka hijau dapat bermanfaat bagi kesehatan dan menciptakan udara yang bersih, menjadi arena bermain, olahraga dan tempat komunikasi publik.

Cara mencegah banjir dengan menanam pohon

Cara mencegah banjir berikutnya adalah dengan menanam pohon yang dapat dilakukan di pekarangan rumah, sekolah, kantor dan tempat-tempat umum lainnya. Keberadaan pohon atau tanaman dapat menunjang terciptanya kota yang hijau, mengurangi polusi udara, mengurangi jumlah debit air hujan yang mengalir di permukaan tanah, dapat mengatasi banjir dan menjadikan langit yang biru.

Cara mencegah banjir dengan membuat Lubang Resapan Biopori (LRB)

Salah satu cara mencegah banjir yang dapat dilakukan untuk adalah dengan membuat Lubang Resapan Biopori (LRB). Banyak masyarakat dikota-kota besar seperti Jakarta yang belum memahami pengertian bioporimanfaat dan cara membuat LRB. Hal tersebut karena masih minimnya sosialisasi-sosialisasi yang dilakukan oleh berbagai pihak baik itu Pemerintah maupun Lembaga atau Organisasi-organisasi Masyarakat. Meskipun cara tersebut belum umum diketahui dan dilakukan oleh masyarakat, namun dampaknya dalam mengatasi permasalahan banjir sangat signifikan. Lubang tersebut dapat dibuat dengan menggunakan alat manual dengan kedalaman vertical antara 80-100 cm dengan diameter antara 10 – 30 cm. Setelah anda buat lubangnya, selanjutnya anda dapat mengisi lubang tersebut dengan batu kerikil pada dasarnya dan ditambahkan dengan berbagai macam sampah organic atau sampah dedaunan. Beberapa pengusaha sudah menjual alat biopori dengan berbagai macam bentuk dan fungsi. Melalui LRB tersebut, air hujan atau air dari saluran pembuangan akan terserap sehingga jumlah air yang mengalir dijalan-jalan atau dipermukaan tanah akan berkurang.

Cara mencegah banjir dengan penanganan sampah yang baik

Perlu upaya penanganan yang baik terhadap sampah diantaranya membuang sampah pada tempatnya serta memilah sampah organik dan non organik. Saat ini sudah banyak tersedia dan dijual tempat sampah dengan berbagai bentuk dan fungsinya. Ada tempat sampah yang dijual untuk sampah organik/sampah basah, ada juga untuk sampah non organik/sampah kering.
Merubah kebiasaan masyarakat untuk melakukan hal-hal tersebut memang tidak mudah. Masih banyak masyarakat disekitar kita yang membuang sampah di sungai, kali atau saluran (got) sehingga menyebabkan fungsi dari saluran-saluran air tersebut menjadi terganggu dan hal itu dapat menyebabkan terjadinya banjir.

Cara mencegah banjir dengan tidak membangun pemukiman di sekitar sungai


Akibat dari tingginya tingkat urbanisasi dan kepadatan penduduk sedangkan di satu sisi ketersediaan lahan untuk pemukiman dan rendahnya tingkat ekonomi masyarakat menyebabkan banyak masyarakat yang menggunakan area-area hijau dan daerah aliran sungan (DAS) sebagai tempat pemukiman. Akibatnya kemampuan area-area hijau untuk menyerap air dan daya tampung sungai menerima jumlah air yang mengalir menjadi berkurang.
Cara mencegah banjir yang juga perlu dilakukan adalah adanya upaya dari Pemerintah untuk menekan keberadaan dari pemukiman-pemukiman di area-area tersebut dan tentu hal tersebut harus juga ditunjang oleh kesadaran dari masyarakat sendiri.

Anda tertarik ingin buat Lubang Biopori atau Sumur Resapan ?....Klik Disini


SAVE THE WATER...KEMBALIKAN DIA KE DALAM TANAH

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Artikel Seputar Biopori dan Sumur Resapan

Cegah Penurunan Tanah Dengan Mengembalikan Air Ke Dalam Tanah



Mungkin Anda atau masyarakat umumnya cenderung menuduh terjadinya banjir akibat dari sumbatan sampah, saluran got (drainase) yang tidak memadai, menurunnya fungsi sungai dan daya dukung lingkungan atau akibat dari tingginya curah hujan. Belum banyak yang mengetahui bahwa masih ada faktor lain yang menjadi penyebab banjir yakni akibat penurunan tanah.  

Penurunan tanah (land subsidence) merupakan suatu kejadian alam yang banyak terjadi di kota-kota besar. Penurunan tanah adalah proses pemerosotan atau anjloknya tanah secara bertahap atau secara tiba-tiba seiring dengan pergerakan material bumi serta terciptanya rongga di bawah permukaan tanah. 

Menurut Whittaker and Reddish tahun 1989, beberapa penyebab terjadinya penurunan muka tanah yaitu :
  • Penurunan muka tanah akibat adanya aktivitas pengambilan bahan cair dalam tanah seperti minyak bumi dan air tanah.
  • Penurunan muka tanah akibat terjadinya aktivitas geologi seperti tektonik dan vulkanik.
  • Penurunan muka tanah akibat adanya aktivitas pengambilan bahan padat dari tanah seperti penambangan.
  • Penurunan muka tanah akibat adanya beban berat diatas tanah seperti bangunan sehingga lapisan-lapisan tanah dibawahnya mengalami proses kompaksi (kestabilan tanah), konsolidasi dan pemadatan.
Jika dinding rumah tinggal Anda terlihat retak-retak dan posisi jalanan lebih tinggi daripada rumah Anda, itu tanda-tanda bahwa telah terjadi penurunan tanah. Selain itu tanda-tanda lainnya adalah saluran air menjadi patah, miring atau berubah arah.

Menurut Hasanudin Z. Abidin seorang peneliti geodesi dari Institut Teknologi Bandung, selain dari akibat beban dari bangunan dan jalan, salah satu faktor penurunan tanah adalah akibat dari penyedotan air tanah untuk kebutuhan industri, rumah tinggal, hotel, mal, apartemen dan lain sebagainya. 

Melihat dari kedua sumber tersebut, dapat disimpulkan bahwa penurunan tanah yang disebabkan oleh beban yang berat dari bangunan maupun jalanan diatasnya serta adanya penyedotan air tanah, hal tersebut menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara untuk mengatasi atau mencegah terjadinya penurunan tanah tersebut?. Mengurangi beban bangunan atau jalan tentu tidak mungkin, mengurangi penyedotan dan penggunaan air tanah bukannya tidak mungkin, tetapi bisa dikatakan tidak bijak karena air merupakan kebutuhan primer dari masyarakat. Satu-satunya cara yang lebih tepat dan bijak adalah dengan mengembalikan air ke dalam tanah sehingga air tersebut akan mengisi rongga-rongga kosong yang ada di dalam tanah.


Kendala yang dapat menghambat kembalinya air ke dalam tanah adalah akibat tidak adanya tanaman, permukaan tanah sudah tertutup baik itu oleh aspal, beton, bangunan maupun lainnya, serta lapisan atas permukaan tanah sudah mengalami pemadatan. Untuk mengatasi kendala tersebut, metode yang mudah dan murah untuk Anda lakukan sehingga air dapat kembali ke dalam tanah adalah dengan membuat Lubang Resapan Biopori dan Sumur Resapan. Bisa Anda membuat salah satunya atau jika memungkinkan dibuat kedua-duanya. Adanya Lubang Resapan Biopori dan Sumur Resapan dapat membantu air khususnya air hujan untuk mengalir dan masuk terserap ke dalam tanah sehingga mencegah terjadinya efek penurunan tanah. Artikel sebelumnya sudah pernah dibahas bagaimana langkah-langkah membuat Lubang Resapan Biopori serta bagaimana cara membuat Sumur Resapan.


Anda tertarik ingin buat Lubang Biopori atau Sumur Resapan ?....Klik Disini


SAVE THE WATER...KEMBALIKAN DIA KE DALAM TANAH

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Artikel Seputar Biopori dan Sumur Resapan